Selasa, 06 November 2018

KREATIF Gerakan Pemuda Kristen Papua



Karya Anak Garda Papua


Air Penting Bagi Kehidupan Manusia


Refleksi Firman Tuhan Dengan Keyakinan dan Contoh yang Kuat
Minggu, 26 september di Gereja Christus, Schwelm
(Injil Yohanes,  4:5-29)

Ilustrasi air (Foto:Ist)


Oleh : Pdt.Rainer Schumacher
Seorang petani memiliki seekor kuda, kuda itu sangat keras kepala, dan pada suatu hari kuda itu menolak untuk minum. Petani itu selalu menaruh ember dengan air di depannya, akan tetapi kuda itu terus menerus menolak. Petani takut, jangan sampai kuda itu meninggal, akhirnya ia mendapatkan jalan keluar mengenai masalah ini.
Jalan keluarnya akan disampaikan pada akhir khotbah ini.
Sebagai manusia sering kami kepala keras sama seperti kuda itu. Kami menolak apa yang paling penting untuk hidup kita. Atau kita seperti petani itu. Kita tahu apa yang baik untuk sesama manusia akan tetapi sesama itu menolak untuk menerima pemberian kita.
Ada orang yang tidak menyadari atau merasa haus akan Tuhan, namun mereka senang dengan  berbagai hal lain dalam dunia ini. Mereka tidak menyadari betapa pentingnya hubungan dengan Tuhan untuk kehidupannya. Bagaimana kita bisa menyadarkan dan meyakinkan mereka, bahwa Tuhan sangat penting untuk kehidupan mereka?
Kalau saya melihat teman-teman kita dari Papua yang hadir di gereja ini, saya heran sekali. 50 tahun lalu mereka belum mengenal siapa itu Tuhan Yesus Kristus.
Tetapi melalui pelayanan dari  keluarga Zöllner yang kemudian dilanjutkan oleh  keluarga Reuter,  Injil masuk dan meniadakan banyak hal yang tidak baik, misalnya perang antar suku. Orang Papua mengalami Injil seperti satu pembebasan dari berbagai hal yang mengikat mereka. 
Dalam ceritera Alkitab tentang pertemuan Yesus dengan satu perempuan Samaria di pinggir sumur, Yesus meyakinkan perempuan itu bahwa haus akan Tuhan itu penting bagi kehidupannya. Perempuan itu disingkirkan oleh masyarakat di sekitarnya,  karena cara hidupnya – dia kawin cerai beberapa kali,  suaminya ada lima atau enam orang.
Dalam tarian tentang burung Cenderawasih, kami juga melihat bahwa orang Papua disingkirkan di dalam negeri mereka sendiri, mereka dibunuh dan alamnya dihancurkan serta dirampas. 
Yesus meminta dari perempuan itu, tolong berikanlah Aku air. Yesus betul-betul haus. Air menjadi tema pertemuan pemuda Jerman dan Papua dalam minggu-minggu ini.
Yesus mulai bicara dengan perempuan itu tentang air, tetapi bukan tentang air minum yang biasa, Yesus berkata: ”Jikalau engkau tahu siapakah Dia yang meminta air dari padamu, niscaya engkau telah meminta kepadanya dan Ia memberikan kepadamu air hidup.”
Perempuan itu merasa bahwa Yesus seorang yang luar biasa, dan bahwa ia bukan berbicara tentang air biasa. Pembicaraan antara mereka diteruskan, sebelum akhirnya perempuan itu mengakui: Engkau seorang nabi, Engkau Mesias.
Setelah itu, perempuan itu menjadi saksi bagi Yesus; oleh kesaksiannya banyak orang percaya kepada Yesus. Mereka bertemu dan menikmati air hidup.
Teman-teman dari Papua, kalian juga sudah menemukan Tuhan Yesus. Kalian sudah merasa dan meminum air hidup. Karena itu kalian harus yakin: kalian tidak akan disingkirkan, kalian tidak akan kehilangan. Dengan demikian, kita semua bisa meneruskan berita tentang sumber air hidup itu kepada orang lain, kepada sesama kita di rumah, di kampung, di kota maupun dimana sana kita berada.
Kita ingat ceritera tentang kuda di awal khotbah tadi, yang selalu menolak air. Petani itu mendapat jalan keluar dan meyakinkan kudanya dengan cara ini:
Dia mengambil seekor kuda lain dan menempatkannya disamping kuda yang kepala keras itu. Lalu dia menaruh ember dengan air di depan kuda itu, dan kuda yang baru tiba itu minum dengan senang sekali.
Barulah kuda yang sebelumnya menolak untuk minum lalu mengerti, dan juga mulai minum, karena ia melihat temannya minum. Dia mulai merasa betapa pentingnya air bagi kehidupannya.
Memang kehidupan sebagai orang Kristen tidak selalu gampang, tetapi dengan contoh yang kita berikan kepada orang lain, mereka juga bisa merasa betapa pentingnya hubungan kita dengan Tuhan. Amin.

Sabtu, 13 Oktober 2018

Dasar Pemikiran Gerakan Reformasi Papua


Basic Thought Of Papua Reforming Movements
Saat ini, papua menghadapi perubahan dan tantangan semakin berat. Di papua, terjadi arus keprimitifan, demokratisasi dan otonomi yang deras. Sedangkan di luar papua, arus globalisasi dan perdagangan bebas semakin tidak tertahankan. Tanpa sumber daya manusia yang baik, Papau tidak akan mampu mengambil peluang dan mengantisipasi ancaman bagi setiap persoalan yang datang. Untuk mengantisipasi itu semua, terdorong oleh rasa cinta tanah air dan bangsa, maka kami mendirikan lembaga yang bernama PAPUAN REFORMING MOVEMENT.
Sesuai dengan namanya “PAPUAN” adalah Tanah Air Bumi Cendrawasih, “REFORMING” adalah Memperbaiki, dan “MOVEMENT” adalah Gerakan. Sehingga Papuan Reforming Movement atau disinkat PAREMO adalah sebuah organisasi Gerakan Perbaiki Tanah Air, yang di dalamnya terdapat segala aktivitas kemanusiaan melalui Kasih Kekristenan. Paremo merupakan organisasi non profit yang Berdikari guna memperjuangkan kondisi Keprimitifan yang sedang terjadi di tanah air Papua dan berkomitmen menjadi salah satu wadah Reformasi untuk Papua, dalam hal Spiritual, Sosial Kemanusiaan dan Budaya serta hal-hal yang berhubungan dengan Kemajuan bersama untuk masa depan yang cemerlang. Pada dasarnya Paremo memperjuangkan hak-hak manusia di tengah zaman modern alias Zaman Now, melalui Kasih Kekristenan agar kedamaian dan kesejahteraan terwujud. dengan semboyan : “Jadilah (GARDA) Garam dan Terang Dunia - Matius, 5:13-14” dengan makna bersama untuk masa depan. Maksud semboyan ini adalah Kita sebagai kaum berkemampuan segi kualitas harus dan wajib Menjadi Garam yang bisa rasakan oleh semua orang dan menjadi Terang yang bisa melihat oleh semua orang karena kaum inteligensia merupakan kelompok orang yang bisa meretas kondisi keterbelakangan yang ada dalam dunia.
Tujuan dibentuknya paremo adalah sebagai upaya memperkokoh hubungan dan kemampuan dalam mengatasi segala persoalan tanah air yang dihadapi saat ini, terutama persoalan ketuhanan dan kemanusian serta kemampuan kualitas untuk meretas ketidakbenaran dalam dunia. Rugi besar jikalau kita banyak keinginan, banyak imajinasi, banyak harapan, banyak impian, banyak cita-cita dan banyak rencana dan strategi tapi tidak berjuang memperkokoh hubungan manusia dengan Tuhan, Hubungan sesame manusia dan bertindak sebagai kaum visioner yang menghadirkan solusi demokratis, padahal setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun adalah peluang untuk bisa meraih kemenangan yang tertinggal, terluar, terbelakang dan tertindas.
Banyak gerakan-gerakan reformasi, revolusi, dan rekontruksi yang dilakukan orang melalui individu, kelompok di seluruh dunia pada umumnya dan di republik ini (Papua-Indonesia) pada khususnya. namun Gerakan Reformasi Papua adalah salah satu gerakan yang juga melakukan perubahan dan perbaikan sesuai tujuan dan prinsip Paremo. Paremo yakini bahwa jalan salah satunya untuk meretas Keprimitifan adalah melalui landasan filosofi Kasih Kekristenan bagi umat yang percaya Yesus sebagai Juru S’lamat, maka dalam sebuah gerakan khususnya Paremo yang terpenting adalah gerakan yang di dalamnya semua orang bersatu hati, pikiran dan berkehendak yang melandasi dengan sikap kasih dalam ketuhanan, Karena sebuah gerakan tanpa barisan satu hati, pikiran dan kehendak yang solid, maka akan mudah dihancurkan/dirobohkan dengan gerakan provokasi lainnya. Oleh karena itu perlu adanya menyatukan dasar ideologi yang kokoh dan langkah pergerakannya sesuai dengan ajaran dan perjuangan kristus sang juru selamat untuk menyelamatkan umat manusia.
Demikian profile kami, semoga kita dapat bekerjasama untuk masa depan tanah air yang lebih baik.
Makassar, 03 Januari 2015
Salam,
Keluarga Besar Paremo

Featured Post